Masterclass Personal Branding dan Marketing dari Solo Karir Lisa BLACKPINK: Strategi di Balik Rockstar Hingga AlterEgo

Written by:

AlterEgo: Konsep Album dan Personal Branding yang Dinamis

Bayangkan jika personal branding tidak harus terpaku pada satu citra tetap. Bagaimana jika seseorang bisa memiliki lebih dari satu persona yang saling melengkapi, bereksperimen dengan berbagai karakter, dan tetap menjaga kohesi dalam identitasnya? Itulah esensi dari AlterEgo, album solo Lisa BLACKPINK yang tidak hanya menghadirkan eksplorasi musikal, tetapi juga menyajikan pendekatan cerdas dalam personal branding untuk solo karir Lisa di level global.

Sejak debut bersama BLACKPINK, Lisa telah dikenal sebagai main dancer yang karismatik, rapper dengan flow tajam, dan fashion icon yang selalu mencuri perhatian. Namun, melalui perjalanan solonya, Lisa menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar satu persona tetap. AlterEgo merepresentasikan berbagai sisi dirinya, mulai dari energi liar seorang rockstar, aura glamor seorang pop star global, hingga kedalaman artistik yang dieksplorasi dalam dunia akting.

Pendekatan ini membuktikan bahwa personal branding tidak selalu tentang membentuk satu citra dan mempertahankannya selamanya. Justru, branding yang kuat adalah sebuah identitas yang bisa berkembang, tetap autentik, namun relevan dengan perubahan zaman dan aspirasi audiens. Dari sini kita bisa belajar bagaimana membangun personal branding yang fleksibel tetapi tetap kohesif, seperti yang Lisa lakukan dalam perjalanan solo karirnya.

Langkah Strategis Lisa dalam Membangun Personal Branding

1. Kontrak dengan RCA Records: Mengamankan Kontrol atas Brand

Pada April 2024, Lisa menandatangani kontrak dengan RCA Records, sebuah langkah besar yang memberikan kendali lebih besar atas karier solonya. Dengan mendirikan Lloud Company, ia memastikan bahwa ia tetap memiliki kontrol penuh atas keputusan kreatif dan strategisnya.

Pelajaran Branding Fundamental: Jika ingin membangun personal brand yang kuat, penting untuk memiliki kontrol atas narasi dan positioning diri.

2. Rockstar: Memperkenalkan Persona Berani & Berbeda

Debut solo Lisa dimulai dengan lagu Rockstar yang dirilis pada Juni 2024. Lagu ini langsung mencuri perhatian dengan konsep yang lebih raw, eksplosif, dan berbeda dari image BLACKPINK.

Pelajaran Branding: Diferensiasi adalah kunci. Berani menampilkan sesuatu yang baru dapat membantu menciptakan identitas unik dalam industri yang kompetitif.

3. Kolaborasi Strategis untuk Penetrasi dan Perluasan Pasar

Lisa tidak hanya bermain aman di pasar yang sudah mengenalnya. Ia berkolaborasi dengan Rosalía di lagu New Woman, memperkenalkan dirinya ke pasar Latin dan Eropa.

Ternyata, kolaborasi dengan Rosalía hanya pintu gerbang dari berbagai kolaborasi selanjutnya. Lisa juga berkolaborasi dengan Doja Cat dan Raye dalam single Born Again.

Dalam album AlterEgo yang diluncurkan pada 28 Februari 2025, ada beberapa kolaborasi lainnya. Single utama Fuck Up The World (FUTW), Lisa berkolaborasi dengan Future, rapper asal Amerika Serikat, dan produser kenamaan ATL Jacob. Di single lainnya dalam album tersebut, Lisa juga berkolaborasi dengan Megan Thee Stallion untuk single Rapunzel.

Pelajaran Branding: Kolaborasi dengan pihak yang tepat bisa memperluas jangkauan audiens dan membuka peluang baru dalam membangun personal branding dan penetrasi ke pasar global.

4. Tampil di Panggung Prestisius: Membangun Kredibilitas Global Melalui Eksposur Strategis

Lisa memahami bahwa kehadiran di panggung besar dapat memperkuat branding dirinya. Ia tampil di:

  • MTV Video Music Awards (VMA) 2024 dengan membawakan medley dari Rockstar dan New Woman.
  • Victoria’s Secret Fashion Show 2024, menampilkan sisi glamor dan fashionista-nya.
  • Global Citizen Festival: Eksposur di panggung global dengan esensi kegiatan amal.

Pelajaran Branding: Eksposur di platform besar meningkatkan kredibilitas dan mempercepat pertumbuhan personal brand, dan meningkatkan eksposur lintas kategori dan industri.

5. Media Sosial sebagai Senjata Branding Lisa

Lisa memahami bagaimana menggunakan media sosial untuk membangun dan mempertahankan brand-nya. Dengan tiga platform utama, Lisa mempergunakan media sosial dengan cerdik untuk membangun antisipasi masyarakat untuk langkah selanjutnya dari solo karirnya di level global.

  • Instagram: Lisa menampilkan estetika visual yang eksklusif dan storytelling.
  • TikTok: Menggunakan challenge viral untuk meningkatkan engagement.
  • YouTube: Membagikan perjalanan kreatifnya dan koneksi lebih dalam dengan fans.

Pelajaran Branding: Gunakan platform media sosial sesuai fungsinya untuk memperkuat dan memperluas personal brand.

6. Album AlterEgo: Simbol Personal Branding yang Fleksibel

Puncak perjalanan solo Lisa adalah perilisan album AlterEgo pada Februari 2025. Album ini bukan hanya sekadar album musik, tetapi sebuah manifesto personal branding yang menunjukkan evolusi identitas seorang artis global.

Lisa merancang AlterEgo sebagai ekspresi berbagai sisi kepribadiannya.

1. Roxi: Sang Rockstar Pemberontak

Roxi adalah perwujudan sisi rockstar dalam diri Lisa, menampilkan energi liar dan semangat panggung yang tak terbendung. Persona ini digambarkan dengan gitar di tangan, berada di taman ajaib, mencerminkan kecintaannya pada musik rock dan kemampuannya menguasai panggung. Lagu “Rockstar” dalam album ini merepresentasikan karakter Roxi.Dengan konsep ini, Lisa memberikan pemahaman baru bahwa personal branding tidak harus terpaku pada satu identitas, tetapi bisa berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perjalanan karier dan audiens yang semakin luas.

2. Sunni: Jiwa Bebas yang Penuh Keceriaan

Sunni mewakili sisi ceria dan bebas Lisa. Dengan rambut keriting cokelat dan aura yang hangat, Sunni digambarkan sebagai sosok yang menikmati hari-hari cerah dan malam yang sejuk di tepi pantai. Lagu “Moonlit Floor (Kiss Me)” mencerminkan karakter Sunni yang romantis dan penuh keceriaan.Pelajaran Branding: Personal branding yang sukses adalah yang bisa beradaptasi dan tetap relevan di berbagai tahap karier tanpa kehilangan esensinya.

3. Kiki: Penggemar Y2K yang Penuh Gaya

Kiki adalah alter ego yang terinspirasi oleh estetika Y2K, menampilkan sisi playful dan modis dari Lisa. Dengan rambut dan busana serba pink, Kiki digambarkan sebagai sosok yang gemar menjelajahi dunia digital, membakar CD, dan selalu mencari hal-hal baru untuk diobsesi. Lagu “New Woman” yang berkolaborasi dengan Rosalía mencerminkan karakter Kiki yang modern dan berani bereksperimen. Kesimpulan: Personal Branding yang Fleksibel dan Dinamis

4. Speedi: Pembalap yang Haus Akan Kecepatan

Speedi mewakili sisi dinamis dan penuh adrenalin dalam diri Lisa. Dengan rambut oranye cerah, Speedi digambarkan sebagai pembalap mobil sport yang selalu mencari sensasi kecepatan dan kemenangan. Lagu “Lifestyle” mencerminkan karakter Speedi yang hidup untuk sensasi dan tantangan.

5. Vixi: Si Penjahat yang Karismatik

Vixi adalah alter ego yang menampilkan sisi gelap dan misterius Lisa. Dijuluki sebagai “penjahat” yang dicintai, Vixi membawa aura yang intens dan penuh karisma. Lagu utama “Fxck Up The World (FUTW)” menampilkan Vixi sebagai sosok yang siap mengacaukan dunia dengan pesonanya yang memikat.

Pelajaran Branding: Melalui kelima alter ego ini, Lisa menunjukkan fleksibilitas dan kedalaman dalam personal branding-nya, membuktikan bahwa seorang artis dapat memiliki berbagai sisi yang saling melengkapi dan tetap autentik.


Dari perjalanan solo Lisa, kita bisa menarik beberapa pelajaran utama tentang strategi branding yang efektif:

  1. Kontrol atas Brand: Memiliki kendali atas keputusan karier dan branding sendiri.
  2. Diferensiasi yang Kuat: Berani tampil beda agar menonjol sesuai identitas diri yang dinamis, namun tetap autentik.
  3. Kolaborasi yang Tepat: Memilih mitra strategis untuk memperluas audiens dan penetrasi pangsa pasar baru.
  4. Eksposur di Platform Besar: Meningkatkan kredibilitas melalui panggung prestisius, dan mempergunakannya sebagai wadah untuk menunjukkan persona baru.
  5. Media Sosial yang Terarah: Menggunakan platform digital untuk membangun engagement, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
  6. Fleksibilitas Branding: Mampu berevolusi tetapi tetap memiliki narasi yang jelas dan kuat, sehingga audiens mudah memahami konsep dari manifesto saat debut.

Lisa BLACKPINK telah membuktikan bahwa personal branding yang sukses bukan hanya tentang membangun citra tunggal, tetapi bagaimana mengembangkannya dengan strategi yang cerdas dan relevan dengan audiens global. Apa strategi branding Lisa yang paling menginspirasi kamu?

Leave a comment